Menyikat Gigi Saat Berpuasa Apakah Boleh?
https://nandarious.blogspot.com/2013/07/menyikat-gigi-saat-berpuasa-apakah-boleh.html?m=0
Assalamu'alaikum wr.wb
Berpuasa seringkali menyisakan bau mulut yang kurang nyaman bila tercium oleh orang lain. Meskipun demikian, dalam sebuah hadits telah disebutkan bahwa bau mulut orang yang berpuasa bagaikan wangi misk di sisi Allah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi."
Untuk meminimalisir bau mulut, seringkali kita menyikat gigi dengan pasta gigi. Dalam kondisi berpuasa, apakah kita tetap boleh menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi? Apakah hal ini boleh disamakan dengan kebolehan bersiwak saat berpuasa? Mari kita kaji pembahasan ini bersama.
Hukum Bersiwak Saat Berpuasa
Syaikh Shalih al-Fauzan pernah ditanya tentang hukum bersiwak ketika sedang melakukan puasa Ramadhan. Beliau memaparkan, “Tidak diragukan lagi bahwa bersiwak merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dianjurkan. Bersiwak memiliki keutamaan yang besar. Terdapat berbagai riwayat shahih yang menunjukkan dianjurkannya bersiwak, dapat kita lihat pada perbuatan maupun perkataan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mengamalkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Hendaklah kita berusaha bersiwak, terlebih-lebih lagi pada saat diperlukan atau pada waktu yang disunnahkan untuk bersiwak, seperti sebelum berwudhu, ketika akan melaksanakan shalat, ketika hendak membaca al-Quran, ketika ingin menghilangkan bau mulut yang tak sedap, serta saat bangun tidur sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keadaan-keadaan tadi merupakan saat yang ditekankan untuk bersiwak. Dan asalnya, siwak itu disunnahkan di setiap waktu. Orang yang berpuasa pun dianjurkan untuk bersiwak sebagaimana orang yang tidak berpuasa. Pendapat yang tepat, bersiwak dibolehkan sepanjang waktu, dianjurkan untuk bersiwak di pagi hari maupun di sore hari.
Pendapat yang menyatakan tidak bolehnya bersiwak di sore hari sebenarnya bukan berasal dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, yang tepat terdapat beberapa perkataan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan,
“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali hingga tidak dapat kuhitung banyaknya, meskipun saat itu beliau sedang berpuasa.”
Oleh karena itu, bersiwak itu disunnahkan bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Namun dengan tetap menjaga agar jangan terlalu kasar (tergesa-gesa) ketika bersiwak karena bisa melukai mulut dan menyebabkan keluarnya darah, atau siwak bisa merusak sesuatu yang ada di mulut . Maka, wajib bagi orang yang terjadi semacam itu untuk mengeluarkan darah atau siwak tersebut dari mulutnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang bersiwak dengan perlahan-lahan.
Jika Siwaknya Memiliki Rasa
Sebuah pertanyaan disampaikan kepada Syekh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin, “Apakah bersiwak dengan siwak yang memiliki rasa membatalkan puasa?”
Syaikh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin menyampaikan jawaban, “Bersiwak boleh dilakukan saat berpuasa, dan hukumnya disunnahkan di setiap waktu. Banyak ulama yang memakruhkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Mereka berpendapat demikian karena bersiwak menyebabkan hilangnya bau mulut yang baunya di sisi Allah bagaikan wangi misk.
Para ulama yang meneliti lebih jauh menguatkan pendapat bahwa bersiwak saat berpuasa tidaklah makruh, bahkan dianjurkan untuk bersiwak di pagi dan sore hari.
Adapun jika siwak tersebut memiliki rasa, maka wajib bagi orang yang bersiwak untukmembuang ludahnya ke tanah atau menyekanya dengan sapu tangan. Secara umum, sesungguhnya rasa itu hanya ada di kulit siwak dan tidak selamanya akan ada pada siwak tersebut. Adapun jika siwak tersebut berasa seperti rasa salah satu jenis sayuran atau yang semisalnya, dari segi bahwa rasanya dapat terkecap dengan ludah, maka wajib bagi orang yang bersiwak tersebut untuk memuntahkan air liurnya tadi, karena jika dia sengaja menelan sesuatu dan mengecap rasanya maka puasanya batal. Wallahu a’lam.
Dari fatwa beliau tersebut, dapat dipahami bahwa alasan tidak bolehnya menggunakan siwak yang memiliki rasa saat berpuasa adalah karena rasa dari siwak tersebut bisa terkecap oleh ludah dan akhirnya tertelan masuk ke tenggorokan. Padahal, telah kita ketahui bersama bahwa menelan makanan dan minuman ke dalam kerongkongan dengan sengaja termasuk salah satu pembatal puasa.
Dalam kitab Haqiqatush Shiyam, pada Pasal “Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan yang Tidak Membatalkan Puasa”, Syaihul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, “Pembatal-pembatal puasa ada yang berdasarkan nash dan ijma’ (kesepakatan para ulama), yaitu: makan, minum, dan berjima’ (hubungan intim dengan istri). Allah Ta’ala berfirman,
‘Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, serta makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam (yaitu fajar). Kemudian, sempurnakanlah puasa itu sampai (datangnya) malam….’(QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat ini menunjukkan bahwa di saat tidak puasa diizinkan untuk berhubungan intim dengan istri. Maka bisa dipahami bahwa puasa haruslah menahan diri dari berhubungan intim dengan istri, makan dan minum.”
Hukum Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa
Dalam hal ini, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya, “Apakah seseorang yang berpuasa boleh menggunakan pasta gigi padahal dia sedang berpuasa di siang hari?”
Beliau menjawab, “Melakukan seperti itu tidaklah mengapa selama tetap menjaga sesuatu agar tidak tertelan di kerongkongan. Sebagaimana pula dibolehkan bersiwak bagi orang yang berpuasa baik di pagi hari atau sore harinya.”
Pertanyaan yang serupa juga pernah disampaikan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, “Apa hukum menggunakan pasta gigi bagi orang yang berpuasa di siang hari bulan Ramadan?”
Beliau menjelaskan, “Penggunaan pasta gigi bagi orang yang sedang berpuasa tidaklah mengapa jika pasta gigi tersebut tidak sampai masuk ke dalam tubuhnya (tidak sampai ia telan, pen). Akan tetapi, yang lebih utama adalah tidak menggunakannya karena pada pasta gigi terdapat rasa yang begitu kuat yang bisa jadi masuk ke dalam perut seseorang tanpa dia sadari. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Laqith bin Shobroh,
“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bila engkau sedang berpuasa.”
Dengan demikian, yang lebih utama bagi orang yang sedang berpuasa adalah tidak menggunakan pasta gigi. Waktu untuk menggunakan pasta gigi sebenarnya masih bisa di waktu lainnya. Jika orang yang berpuasa tersebut tidak menggunakan pasta gigi hingga waktu berbuka, maka berarti dia telah menjaga dirinya dari perkara yang dikhawatirkan merusak ibadah puasanya.”
Kesimpulan :
1. Bersiwak disunnahkan untuk dilakukan dalam keadaan apa pun, baik sedang berpuasa ataupun tidak.
2. Hukum menggunakan sikat gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak.
3. Hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak yang memiliki rasa.
4. Pada asalnya, hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi saat berpuasa adalah boleh. Namun untuk lebih berhati-hati dari tertelannya pasta gigi ke dalam kerongkongan, maka sebaiknya pasta gigi tidak digunakan ketika puasa, bisa ditunda setelah waktu berbuka tiba atau sebelum masuk waktu shubuh. Sebagai gantinya, ketika sedang berpuasa, sebaiknya menyikat gigi dilakukan tanpa memberikan pasta gigi pada sikat gigi. Wallahu a’lam.
Sumber : Muslimah.or.id
وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi."
Untuk meminimalisir bau mulut, seringkali kita menyikat gigi dengan pasta gigi. Dalam kondisi berpuasa, apakah kita tetap boleh menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi? Apakah hal ini boleh disamakan dengan kebolehan bersiwak saat berpuasa? Mari kita kaji pembahasan ini bersama.
Hukum Bersiwak Saat Berpuasa
Syaikh Shalih al-Fauzan pernah ditanya tentang hukum bersiwak ketika sedang melakukan puasa Ramadhan. Beliau memaparkan, “Tidak diragukan lagi bahwa bersiwak merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dianjurkan. Bersiwak memiliki keutamaan yang besar. Terdapat berbagai riwayat shahih yang menunjukkan dianjurkannya bersiwak, dapat kita lihat pada perbuatan maupun perkataan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mengamalkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Hendaklah kita berusaha bersiwak, terlebih-lebih lagi pada saat diperlukan atau pada waktu yang disunnahkan untuk bersiwak, seperti sebelum berwudhu, ketika akan melaksanakan shalat, ketika hendak membaca al-Quran, ketika ingin menghilangkan bau mulut yang tak sedap, serta saat bangun tidur sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keadaan-keadaan tadi merupakan saat yang ditekankan untuk bersiwak. Dan asalnya, siwak itu disunnahkan di setiap waktu. Orang yang berpuasa pun dianjurkan untuk bersiwak sebagaimana orang yang tidak berpuasa. Pendapat yang tepat, bersiwak dibolehkan sepanjang waktu, dianjurkan untuk bersiwak di pagi hari maupun di sore hari.
Pendapat yang menyatakan tidak bolehnya bersiwak di sore hari sebenarnya bukan berasal dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, yang tepat terdapat beberapa perkataan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan,
رَأَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ
“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali hingga tidak dapat kuhitung banyaknya, meskipun saat itu beliau sedang berpuasa.”
Oleh karena itu, bersiwak itu disunnahkan bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Namun dengan tetap menjaga agar jangan terlalu kasar (tergesa-gesa) ketika bersiwak karena bisa melukai mulut dan menyebabkan keluarnya darah, atau siwak bisa merusak sesuatu yang ada di mulut . Maka, wajib bagi orang yang terjadi semacam itu untuk mengeluarkan darah atau siwak tersebut dari mulutnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang bersiwak dengan perlahan-lahan.
Jika Siwaknya Memiliki Rasa
Sebuah pertanyaan disampaikan kepada Syekh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin, “Apakah bersiwak dengan siwak yang memiliki rasa membatalkan puasa?”
Syaikh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin menyampaikan jawaban, “Bersiwak boleh dilakukan saat berpuasa, dan hukumnya disunnahkan di setiap waktu. Banyak ulama yang memakruhkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Mereka berpendapat demikian karena bersiwak menyebabkan hilangnya bau mulut yang baunya di sisi Allah bagaikan wangi misk.
Para ulama yang meneliti lebih jauh menguatkan pendapat bahwa bersiwak saat berpuasa tidaklah makruh, bahkan dianjurkan untuk bersiwak di pagi dan sore hari.
Adapun jika siwak tersebut memiliki rasa, maka wajib bagi orang yang bersiwak untukmembuang ludahnya ke tanah atau menyekanya dengan sapu tangan. Secara umum, sesungguhnya rasa itu hanya ada di kulit siwak dan tidak selamanya akan ada pada siwak tersebut. Adapun jika siwak tersebut berasa seperti rasa salah satu jenis sayuran atau yang semisalnya, dari segi bahwa rasanya dapat terkecap dengan ludah, maka wajib bagi orang yang bersiwak tersebut untuk memuntahkan air liurnya tadi, karena jika dia sengaja menelan sesuatu dan mengecap rasanya maka puasanya batal. Wallahu a’lam.
Dari fatwa beliau tersebut, dapat dipahami bahwa alasan tidak bolehnya menggunakan siwak yang memiliki rasa saat berpuasa adalah karena rasa dari siwak tersebut bisa terkecap oleh ludah dan akhirnya tertelan masuk ke tenggorokan. Padahal, telah kita ketahui bersama bahwa menelan makanan dan minuman ke dalam kerongkongan dengan sengaja termasuk salah satu pembatal puasa.
Dalam kitab Haqiqatush Shiyam, pada Pasal “Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan yang Tidak Membatalkan Puasa”, Syaihul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, “Pembatal-pembatal puasa ada yang berdasarkan nash dan ijma’ (kesepakatan para ulama), yaitu: makan, minum, dan berjima’ (hubungan intim dengan istri). Allah Ta’ala berfirman,
فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُواْ مَا كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ
Ayat ini menunjukkan bahwa di saat tidak puasa diizinkan untuk berhubungan intim dengan istri. Maka bisa dipahami bahwa puasa haruslah menahan diri dari berhubungan intim dengan istri, makan dan minum.”
Hukum Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa
Dalam hal ini, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya, “Apakah seseorang yang berpuasa boleh menggunakan pasta gigi padahal dia sedang berpuasa di siang hari?”
Beliau menjawab, “Melakukan seperti itu tidaklah mengapa selama tetap menjaga sesuatu agar tidak tertelan di kerongkongan. Sebagaimana pula dibolehkan bersiwak bagi orang yang berpuasa baik di pagi hari atau sore harinya.”
Pertanyaan yang serupa juga pernah disampaikan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, “Apa hukum menggunakan pasta gigi bagi orang yang berpuasa di siang hari bulan Ramadan?”
Beliau menjelaskan, “Penggunaan pasta gigi bagi orang yang sedang berpuasa tidaklah mengapa jika pasta gigi tersebut tidak sampai masuk ke dalam tubuhnya (tidak sampai ia telan, pen). Akan tetapi, yang lebih utama adalah tidak menggunakannya karena pada pasta gigi terdapat rasa yang begitu kuat yang bisa jadi masuk ke dalam perut seseorang tanpa dia sadari. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Laqith bin Shobroh,
بَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bila engkau sedang berpuasa.”
Dengan demikian, yang lebih utama bagi orang yang sedang berpuasa adalah tidak menggunakan pasta gigi. Waktu untuk menggunakan pasta gigi sebenarnya masih bisa di waktu lainnya. Jika orang yang berpuasa tersebut tidak menggunakan pasta gigi hingga waktu berbuka, maka berarti dia telah menjaga dirinya dari perkara yang dikhawatirkan merusak ibadah puasanya.”
Kesimpulan :
1. Bersiwak disunnahkan untuk dilakukan dalam keadaan apa pun, baik sedang berpuasa ataupun tidak.
2. Hukum menggunakan sikat gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak.
3. Hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak yang memiliki rasa.
4. Pada asalnya, hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi saat berpuasa adalah boleh. Namun untuk lebih berhati-hati dari tertelannya pasta gigi ke dalam kerongkongan, maka sebaiknya pasta gigi tidak digunakan ketika puasa, bisa ditunda setelah waktu berbuka tiba atau sebelum masuk waktu shubuh. Sebagai gantinya, ketika sedang berpuasa, sebaiknya menyikat gigi dilakukan tanpa memberikan pasta gigi pada sikat gigi. Wallahu a’lam.
Sumber : Muslimah.or.id
Saya habis imsak langsung sikat... gigi
ReplyDeleteoke deh gan :)
DeleteSama gan
Deletesama kalo gitu, feb.
Deleteoke kita sama2an ya gan :))
DeleteBeh Logo nya keren... :)
Deletehehehe thanks ya gan :)
Deleteaetelah imsyak n menjelang subuh,,,,
Deletesaya juga mbak :)
Deleteiya gan agak ragu ane kalo gosok gigi kalo lg puasa
ReplyDeletekunjungan balik y
saya juga begitu gan, saya searching eh dapetnya ini :)
Deleteitulah hebatnya blogger, ngajinya sekarang online, gak mesti ikut halaqoh. tinggal tulis di keningnya mbah gugel, eh langsung dapet.
Deletehahaha bener tuh gan :D
Deletesekarang ngaji tadarusnya betah d gugel
Deletehehehe tau aja nih mbak :)
Deletekalo udah siang ane ng gosok gigi lagi sob,,takut ng afdol puasanya
ReplyDeletecomeback
sama ane juga sob.. untuk menetralisasi kan puasa, sebaiknya gosok gigi setelah sahur :)
Deletealhamdulillah sob, skarang saya jd lebih pahm dan tau apa yg harus dilakukan
ReplyDeleteoke gan :)
Deletewah kalo saya habis makan sahur langsung gosok gigi sob :D
ReplyDeletesy juga tidak lupa gosok kaki
Deletesama gan :D kenapa saya posting ini soalnya kemarin saya lupa ka gosok gigi, saya searching aja, dan dapet nya ini gan :) tapi tentang saya saya sikat gigi gak pake odol gan soalnya takut batal :D wkwkw
Deletehahaha beda ya mas ahmad rizal samsi mah :D
DeleteSharing yang bermanfaat sob, bekal buat ibadah puasa..
ReplyDeleteoke gan :)
Deletemudah-mudahan jadi amal jariyah
DeleteAmiin ya Allah :)
Deletetuk lbh hati2 baikx sikat gigi sebelum imsak aja dech.., thx sob *smile
ReplyDeletebener gan :)
Deletesaya juga biasanya sebelum imsak ^_^
Deletesama gan :)
Deletesejak kemarin saya juga bertanya2 ttg ini, intinya harus menjaga agar tdk tertelan... ini sm dengan berkumur ketika wudlu,
ReplyDeletecmiw,
nah itu gan :)
Deletemaaf mas bru muncuul lg.. :-d
ReplyDeletelg ngurusin buwat MOS mas.. hehe (p)
cieee siswa baru nih ceritanya :D
Deletebukan siswa baru mas.. dari dulu jga ane udah jdi siswaa :-d
Deletehahaha sekolah baru :D
Deletesikat giginya panjang banget, jadi baca kesimpulannya azh deh...yang pasti kalau sikat gigi siang disaat puasa, jangan ditelen airnya yah.
ReplyDeletepolbek sudah terjadi, tapinya ora kliatan ada dimana polowernyah...et dah udik banget dah ane teh
bener gan.. cukup hanya didepan mulut aja :D
Deletehahaha sengaja gan biar tidak memberatkan :) hahah :-d
katanya sih boleh sikat gigi di siang hari asal tida di telen dan cuci mulut juga boleh katanya asal jangan cuci mulut pakai buah - buahan.... katanya mas... katanya...
ReplyDeletehaha ya iya lah gan :D kalo cuci mulut nya pake buah2an pasti batal :D wkwkw
Deletekalau saya cari aman mas, sikat giginya setelah sahur dan sesudah buka puasa :)
ReplyDeletesama2 gan :)
Deletemakruh ya.
ReplyDeletegosok gigi sebelum imsak ajalah :p .
sunnah mbak.. tapi kalo takut batal gosok giginya abis sahur aja ya :)
Deletekalo boleh berpendapat, betul seperti komentar sebelum saya. Levih baik sikat gigi setelah shahur drpd siang hari, takutnya ada sesuatu yg tertelan pada saat menyikat gigi ataupun bersiwak
ReplyDeletebetul gan :) setuju
Deletetapi kalo mau diniatin buat batal susah juga, orang kaya gitu wkwk
Deletehahaha jangan dong gan :))
Deleteternyata boleh sikat gigi yah gannn,, asal jangan pke Odol.. hmm baru tauu...
ReplyDeleteiya gan dan asalkan jangan masuk ke dalam tenggorokan :)
Deleteternyata boleh sikat gigi yah gannn,, asal jangan pke Odol.. hmm baru tauu...
ReplyDeleteoh gitu ya sob, sekarang ane akan lebih berhati2 supaya tidak tertelan, makasih ya ^_^
ReplyDeletesippp gan :)
DeleteKalau siang saya gak berani gosok gigi, takut ketelan. Jadi cukup habis sahur saja
ReplyDeleteiya gan saya juga :)
DeleteAQ JGA HABIS SAHURMAS KALU GOSOK GIGI TAKUT RASA MENTOLNYA MASIH NEMPEL HEHEH
ReplyDeletewah caps locknya jebol ya gan :D
Deletesama gan :))
kalo nabi gak terhitung berapa kali sikat gigi saat berpuasa, saya seperti biasa, dua kali sehari, sebelum tidur dan setelah imsak sikat giginya. emang nabi suri tauladan yg pantas untuk diikuti perbuatannya
ReplyDeletebener gan :) setuju :))
Deleteakan tetapi kalau kita ragu akan lebih baik sikat gigi sebelum imsak. bagai manapun juga pasti kita merasakan rasa nya pasta gigi walaupun tidak ter telan tapi lidah masih bisa merasakan rasanya pasta, apa susah nya sikat gigi sebelum imsak, itu menurut saya.... he... he... postingannya bermutu banget... salam sukses mas
ReplyDeleteoke gan.. bener saya juga sebenernya masih ragu tentang postingan ini, namun agar tidak batal puasanya lebih baik sikat giginya abis sahur :)
Deletethanks gan. terimakasih juga sudah mampir :)
saya tidak pernah sikat gigi di siang hari saat puasa mas.. takut batal saja... saya biasanya menyikat gigi sehabis makan sahur..
ReplyDeletemungkin menyikat gigi pada siang hari boleh saja mas.. asal tidak menggunakan pasta gigi... mungkin sih hehehehe
iya gan, kemaren saya lupa abis sahur langsung tidur, ngga sikat gigi dulu, bangun2 jam 9, trus mulut terasa ngga enak, trus searching tentang artikel ini, dan akhirnya ketemu jawabannya :) walaupun ragu2, tapi saya gosok giginya ngga pake pasta dan hati2 banget takut masuk ke tenggorokan :D
Deletekunjungan pertama gan, kunjungan baliknya ya biar akrab.. :)
ReplyDeleteok gan segera meluncur :)
Deletesayya hadir :)
ReplyDeletekenal nggak hayo ? :D
siapa ya ? :-d
Deletepasti blm knl karena ini kunjungan pertama, eh kedua :D
Deletehahha iya ya :D oke deh salam kenal ya :D
Deletegitu donk :D
Deletesipp deh mas ROSIANTO :D wkwk
Deleteanda salah orang :D
Deletengga percaya :p
DeleteJujur saya pernah gan Sore2 :D
ReplyDeletetapi tanpa disadari bangun tidur lngsung ke kmr mandi Gosong gigi :-d
asal tidak tertelan mungkin ga batal gan :)
Deletewach nambah lagi ilmunya nie mas nandar...
ReplyDeleteoke deh :)
Deleteane gosok gigi setelah sahur sob, lebih praktis :D
ReplyDeletesama gan :-d
Deleteoh iya mas, mau tanya sedikit. Ada tutorial cara membuat halaman post seperti halaman depan punya blog mas ini nggak? yang ada tulisan LATEST POST terus diikuti postingan 1 dan 2 kolom dibawahnya dengan navigasi page 1 2 3
ReplyDeletekemaren ane coba daftar isi navigasi punya DTE tapi nggak berhasil, mungkin peletakan kodenya ane ada yang salah. Kalau ada share scriftnya ya mas, tq sebelumnya
wah kalo itu ngga ada gan.. kalo latest post sama 1 postingan itu bawaan. saya hanya menampilkan 1 postingan di homepage.
DeleteSetelah sahur, ane langsung sikat gigi gan. Tp kadang juga pas mau sholat shubuh gitu
ReplyDeletesama gan :)
DeleteKalo saya sehabis berbuka dan setelah sahur saja mas :p
ReplyDeleteyang paling aman memang setelah sahur dan setelah berbuka. Sesama orang beriman selalu maklum dengan bau mulut. iya kan? he...he..., yang penting puasanya menimbulkan nikmat gitu.
Deletebener banget,, setuju gan :))
Deleteterima kasih om udah mau share...
ReplyDeletebeginilah indahnya berbagi :)
toko online
oke sama2 gan :)
Deletekunjungan rutin dari orang ganteng :D
ReplyDeletehahaha seganteng apa gan ? :D
Deleteseganteng ini gan..
Deletehttp://i.brta.in/images/2013-04/804f170e321e6448c0c7c7bddacce4da.jpg
:D
orang itu kan yang diusir dari kota arab :D wkwkw
Deletesaya ragu kalau gosok gigi dwaktu puasa.
ReplyDeletejadi saya gosok giginya sehabis sahur.
biar aja bauk, :d hehehe
yang penting wangi dihadapan allah
hahaha oke deh mbak :) setuju bgt :))
Deletesaya memilih tidak menggosok gigi saat puasa aja deh mas, masih ragu kalau busanya masuk ke tenggorokan
ReplyDeletekan ga pake pasta gan... :)
DeleteMas nandarious maaf yah saya ngambil susunan menunya :D hehehe cz keren sih :D (h)
ReplyDeleteoke gan.. jika itu bermanfaat, silakan aja :)
DeleteMas Nandar... selain logonya kerin ni saya mau minta tolong ... Dengan Slidernya saya.. .. Padahal Penempatanya sudah betul mengapa masih tetep tidak bisa jalan ya mas..:( Kenapa ya?
ReplyDeletediblog agan jquerynya ada brapa? pastikan ada 1 jquery ya :)
Deletecuma 1 mas...
Deletemungkin ada script ya belum dimasukan.. coba pasang ulang aja :)
Deletesaya lihat slidenya bisa cuma tampil 2 gan :) seterusnya macet :-d
Ya betul tu.. tampil cuma 2 :(
DeleteSudah Saya Coba Ke 3 kalinya saya prarrinjau Masih tetepp ... ;(( ;-(
Deleteko bisa sih ?
Deleteane klo sikat gigi di bulan ramadhan pas selesai sahur sama sebelum tidur ( malam ) :D
ReplyDeleteoke deh :) sama gan :)
DeleteTerima kasih Mas Nandar, bisa menambah pengetahuan kita ya Mas,..Tetap semangat dan semoga puasa serta ibadah kita lancar ϑĭ bulan suci Ramadhan ini Mas. Salam..
ReplyDeletesama2 gan :) makasih juga udah mampir :)
Deleteudah rame banget mas nandar? hehe,,,,,
ReplyDeletemaaf baru bs berkunjung,
makasih atas penverahannya
hehe Alhamdulillah mbak :)
Deleteiya gpp. sma2 :))
saya sih kalo udah kenyang , huhuh :-)
ReplyDeletehahaha sehabis sahur kah?
DeleteSikat giginya habis sahur aja Kang, biar gak telat.
ReplyDeleteSalam wisata
oke salam balik gan :)
Deletesikatlah gigi saat puasa 2 kali sehari. pagi sebelum subuh, dan malam setelah shalat tarawih ..! Hehe
ReplyDeletehahah iya gan :)
Deletelebih baik sikat gigi sesudah sahur gan..:)
ReplyDeleteiya gan :)
Deletesippp. :)
ReplyDelete